Kapan terakhir kali kita mengajak diri kita berdiskusi?
Melakukan apa yang sebenarnya kita ingini?
Kemudian bangga dengan keputusan yang kita ambil sendiri?
Bismillah, kata yang membuat semua pertanyaan tadi sebetulnya tidak perlu ditanyakan. Kata besar yang membuat semua terasa kecil. Kata baku yang membuat semua terasa mudah berlalu. Kata kunci yang membuat semua hal tertutup menemukan jalannya lagi. Kata hebat yang membuat semua terasa tidak kuat.
Tapi baiklah, kita akan mulai dengan menjawab pertanyaan itu satu-persatu.
Diskusi dengan diri sendiri?
Sering tentu. Hanya terkadang solusi yang sudah kita dapatkan kita kesampingkan. Demi menjaga banyak pasang mata, kita rela membunuh ideologis kita. Padahal kita juga perlu menjaga kewarasan dan menjalankan segala yang terhambat agar bisa keluar. termasuk keinginan itu.
Kapan kita terakhir kali benar-benar melakukan apa yang kita ingini?
Sebagai manusia yang normal kita tentu memiliki keinginan yang rasional. Tapi kembali, keinginan tersebut hanya kita pendam. Lebih menjaga hati orang lain, tanpa peduli dengan apa yang ada dilubuk terdalam.
Tapi apapun itu, selagi tetap mengawalinya dengan bismillah, maka semuanya akan tetap baik-baik saja.
Apakah ada atau bagian mana, yang salah ketika sudah dengan kata bismillah?
Bangga dengan semua keputusan yang kita ambil, adalah hasil dari kemelutnya paradigma diawal. Kita harus selalu bangga bagimanapun hasilnya.
Ketika semua tercapai, ada hasil yang bisa membuat kita merasa puas. Ketika gagal, ada pelajaran berharga yang kita usap.
Sesimpel itu.
Meski selalu ada hal yang tak bisa diubah. Dahan yang sudah patah tidak bisa bersambung kembali, meskipun badai angin itu sudah berhenti.
Komentar
Posting Komentar